CNN Indonesia — Meta membantah kabar soal bocoran 487 data nomor kontak WhatsApp, termasuk 130.331 dari Indonesia, sambil menyebut tidak menemukan bukti kebocoran data.
Sebelumnya, klaim bocoran data itu diunggah di forum komunitas peretasan terkenal pada 16 November. Kabar itu diberitakan oleh Cybernews, media online berbasis penelitian.
Berdasarkan tangkapan layar forum yang diunggahnya, bocoran data itu berjudul “487 data million whatsapp users database” namun menyensor bagian identitas pengunggahnya.
Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), seorang juru bicara Meta mengatakan laporan itu “spekulatif” dan berdasarkan “tangkapan layar yang tidak berdasar”. Ia juga mengklaim perusahaan tidak menemukan bukti kebocoran data pada sistem WhatsApp.
Sang jubir menekankan bahwa perusahaan menanggapi tuduhan tentang pelanggaran keamanan layanannya “dengan sangat serius” dan telah mengambil langkah segera untuk menyelidiki lebih lanjut klaim tersebut.
Beberapa nomor telepon yang diunggah dalam laporan itu, kata dia, mungkin terkait dengan akun WhatsApp namun tidak ada informasi pengguna lain.
“Kami tidak memiliki informasi tentang bagaimana seharusnya daftar nomor telepon dikumpulkan atau sejauh mana daftar itu berisi nomor telepon Hong Kong,” kata juru bicara tersebut, “Ada banyak cara menyusun daftar nomor telepon online.”
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di situs BreachForums, unggahan bocoran data dengan judul percis seperti yang di atas tak ditemukan.
Namun, ada unggahan dengan judul “487 million whatsapp users scrape” yang diunggah pada saat yang sama dengan unggahan dalam tangkapan layar di Cybernews, yakni Rabu (16/11) pukul 05.23 AM.
“Hi, Today I’m selling following Whatsapp users database of recent 2022 updated. You’ll get very recent mobile numbers of users,” ujar akun Agency123456.
“Total countries are upto 84. Total Estimated records – 487 million plus,” lanjutnya.
Apa saja negaranya? Misalnya, Afghanistan 558.393 data, Hong Kong 2.937.841, Afrika 14.323.766, India 6.162.450, Indonesia 130.331, Rusia 9.996.405, Amerika Serikat 32.315.282, dan terbesar dari Mesir 44.823.547.
Akun tersebut juga menyertakan sejumlah sampel nomor dari AS, Prancis, Australia, Irak, dan Mesir.
Cybernews mengklaim telah mengkonfirmasi semua nomor telepon milik pengguna WhatsApp.
Kantor Komisioner Privasi untuk Data Pribadi Hongkong, Jumat (25/11), mengatakan belum menerima pemberitahuan apa pun dari Meta atau WhatsApp tentang dugaan kebocoran data tersebut. Mereka juga telah menghubungi perusahaan untuk detailnya.