CNN Indonesia — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan investor muda dari milenial dan generasi Z mendominasi jumlah investor di pasar modal pada tahun ini. Alasan utama karena ada peningkatan minat investasi di tengah pandemi covid-19.
Tercatat, jumlah investor muda dengan usia di bawah 40 tahun mencapai 1,91 juta orang atau 78,4 persen dari total investor sekitar 2,4 juta orang pada Juni 2021. Sementara khusus investor berusia 18-25 tahun, jumahnya 375 ribu atau 47,4 persen dari total investor baru pada 2021.
“Milenial dan generasi Z adalah drivers dari ritel investor kita di pasar modal,” ucap Komisaris BEI Pandu Sjahrir di acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) IX 2021, Kamis (7/10).
Menurut Pandu, ada beberapa alasan yang membuat milenial dan generasi Z mendominasi bursa saham pada tahun ini. Pertama, ada perubahan minat dari kalangan muda dari yang sebelumnya cenderung konsumtif menjadi ingin berinvestasi.
“Ini tren yang menarik, bahkan milenial akan menjadi backbone pasar modal dalam 20-30 tahun ke depan,” ujarnya.
Kedua, maraknya kemunculan perusahaan fintech atau marketplace yang memperjualbelikan produk investasi seperti reksadana dan saham. Misalnya, Stockbit, Bibit, Ajaib, hingga Pluang.
Menurutnya, kehadiran fintech-fintech ini membuat investor muda semakin mudah untuk membeli instrumen investasi. Mereka tak perlu lagi harus bertransaksi melalui broker, tapi bisa memilih langsung instrumen mana yang ingin dibeli.
Ketiga, pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi. Hal ini tercermin dari tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia dari waktu ke waktu. Catatannya, jumlahnya mencapai 202,6 juta pengguna di Indonesia.
Keempat, masuknya investor global ke perusahaan-perusahaan di dalam negeri yang kemudian membuat perusahaan lokal melantai di bursa. Dengan begitu, pilihan pembelian saham perusahaan yang mana jadi lebih beragam.
Misalnya, Ribbit Capital yang belum lama ini menjadi investor baru Bank Jago. Kelima, mulai masuknya perusahaan bervaluasi US$1 miliar alias unicorn yang melantai di bursa saham, misalnya Bukalapak belum lama ini.
“Nanti juga akan ada GoTo pada semester I 2022, SiCepat dan Traveloka pada 2022,” imbuhnya.
Lebih lanjut, kehadiran para perusahaan fintech ini akan dijadikan strategi oleh BEI untuk semakin menarik minat dari investor muda.
“Dari sisi suplai, perusahaan digital kami dorong untuk masuk, teknologi raksasa juga untuk masuk dan listing di bursa. Dengan mereka masuk, minimal pegawainya juga jadi otomatis masuk dan investor lain,” pungkasnya.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211007185142-92-704871/alasan-milenial-dominasi-investor-baru-di-bursa-saham-ri