CNBC Indonesia – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali memberikan update terbaru terkait timbulnya penyakit cacar monyet di beberapa bagian dunia. Badan kesehatan global itu mengatakan bahwa wabah ini dapat dikendalikan.
Kepala Sekretariat Cacar WHO Rosamund Lewis, menegaskan klaim ini berdasarkan temuan bahwa mutasi cenderung lebih rendah pada virus ini. Pihaknya menyebut akan melakukan genome sequencing untuk memahami bagaimana wabah yang endemik di Afrika Barat ini menular di seluruh dunia.
Hal yang sama juga disampaikan pemimpin tim penyakit dan zoonosis WHO Maria Van Kerkhove. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah menemukan 100 kasus yang diduga dan dikonfirmasi dengan gejala yang tidak parah.
“Ini adalah situasi yang dapat dikendalikan, khususnya di Eropa,” ujarnya kepada Reuters, Rabu (25/5/2022).
Meski terlihat ringan dan tidak bergejala yang parah, WHO meminta warga dunia hati-hati. Masyarakat diminta tetap mengambil langkah-langkah pencegahan penularan wabah.
Pasalnya, cacar monyet biasanya tidak menyebar dengan mudah di antara manusia. Tetapi, ini dapat ditularkan melalui kontak orang-ke-orang yang dekat atau kontak dengan barang-barang yang digunakan oleh orang yang menderita cacar monyet seperti pakaian, tempat tidur, atau peralatan makan.
Selain itu, hubungan seks antara laki-laki dengan laki-laki (LSL) juga disebut memiliki potensi yang besar dalam penularan penyakit ini. Bukan hanya WHO, hal ini juga dipaparkan Badan Pengendalian Penyakit (CDC) AS.
“Kami tahu bahwa LSL jika mereka menemukan ruam yang tidak biasa, mereka cenderung ingin menyelesaikannya dengan cukup cepat,” kata Penasihat Strategi Departemen Program HIV, Hepatitis dan IMS Global WHO Andy Seale.
“Fakta bahwa mereka proaktif dalam menanggapi gejala yang tidak biasa mungkin menjadi bagian dari cerita. Ini akan menjadi lebih jelas dalam beberapa minggu dan hari mendatang.”
Setidaknya 18 negara sudah mengonfirmasi kemunculan cacar monyet. Data WHO awal pekan ini menyebut 200 pasien teridentifikasi.
Kemarin, Belgia menjadi negara pertama yang mengumumkan kewajiban karantina bagi penderita cacar monyet. Aturan menyebut karantina berlaku tiga pekan.
Gejala awal jika terinfeksi cacar monyet adalah demam, sakit kepala, pembengkakan anggota tubuh, sakit punggung, nyeri otot, dan kelesuan. Setelah demam mencapai puncak dan mereda, ruam atau bintil merah pada kulit muncul dan berkembang.
Seringkali, ruam dimulai pada wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, paling sering pada telapak tangan dan telapak kaki. Infeksi biasanya hilang dengan sendirinya dan berlangsung antara 14 dan 21 hari.
Belum ada vaksin khusus untuk penyakit ini. Namun vaksin cacar yang selama ini ada diyakini efektif melawan cacar monyet.
dikutip oleh : https://www.cnbcindonesia.com/news/20220525075936-4-341691/alhamdulillah-who-bawa-kabar-baik-cacar-monyet-ada-vaksin