Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulsel, Abdul Malik yang dihubungi, Rabu (16/3/2018), menuturkan untuk bisa masuk dalam kelas bisnis dunia, selain kualitas produk dari UKM yang tingkatkan, juga banyak pihak yang harus ikut terlibat dalam memberi kemudahan.
“Contohnya seperti kemudahan birokrasi dan jaminan sarana angkut barang lintas negara melalui udara dan laut,” kata Malik sapaanya.
Kehadiran Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin memang harus memberikan porsi dari Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap pembinaan UMKM yang ada di Sulsel.
“Sudah saatnya pemasaran produk tidak hanya secara langsung tapi juga dituntut untuk memasarkan secara online,” katanya.
Apalagi pendampingan KUMKM yang dilakukan para Pendamping MEA telah berlangsung sejak 2016 di enam wilayah. Batam, Tasikmalaya, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.
Tahun ini, jumlah pendamping di enam wilayah tersebut berjumlah 18 orang pendamping yang mendampingi 90 KUMKM.
“Dan ini bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing KUMKM, sehingga bisa menguasai pasar dalam negeri dan menembus pasar ekspor khususnya wilayah ASEAN”, ujarnya.
Untuk menembus pasar ekspor, bandara adalah tempat yang strategis untuk mengenalkan sekaligus memasarkan suatu produk karena di bandara terdapat calon penumpang pesawat ke berbagai destinasi baik itu dalam negeri maupun luar negeri.
“Itu yang memungkinkan produk tersebut dibawa ke destinasi tersebut”, kata Iwan Sanusi Libere, Sales Departemen Head PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
Sampai saat ini, di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin telah memiliki 117 mitra usaha. Bandara Sultan Hasanuddin menyediakan tempat (space) yang secara khusus bagi KUMKM di Sulawesi Selatan untuk memasarkan produknya.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul AP 1 Bandara Hasanuddin Dukung Ekspor Produk UMKM Sulsel,
Penulis: Muhammad Fadly Ali
Editor: Imam Wahyudi