PT Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Sulawesi Selatan (Sulsel) memang terbilang muda dibanding dengan Jamkrida lainnya, yakni berdiri sejak 2016. Meski demikian, kiprahnya Jamkrida Sumsel patut diapresiasi karena memiliki kinerja yang cukup mentereng.
“Ini tahun kelima, mulia berdiri tahun2016 dapat izin untuk beroperasi tahun 2017. Kami adalah Jamkridaa paling bungsu. Saya semangat ikut ini (awarding) skedar berbagi. Banyak yang setengah hati (mendirikan Jamkrida) karena masalah di Perda (pemerintah daerah) dan serta pesimis karen jamkrida memperoleh laba. Sangat mendorong untuk daerah lain untuk mendirikan Jamkrida,” ungkap Mulyan Pulubuhu selaku Direktur Umum PT Jamkrida Sulsel saat mengikuti wawancara penjurian TOP BUMD Awards 2021 yang diselenggarakan Majalah TopBusiness secara daring, Selasa (6/7/2021).
Dalam presentasinya berjudul Membangun Kinerja dan Layanan BUMD Tetap Produktif di Masa Pandemi COVID-19, Mulyan memaparkan kiprah Jamkrida Sumsel sejak awal berdiri hingga kiprahnya menghadapi pandemic Covid-19. Ada sejumlah prestasi membanggakan yang patut diapresiasi, khususnya terhadap tahun buku 2020. Meski dalam situasi pandemic dan bisnisnya terbilang muda, kinerja Jamkrida Sumsel amat membanggakan.
Ringkasan Kinerja Bisnis
Pandemi covid-19 memukul ragam sektor ekonomi, tak terkecuali lembaga penjaminan daerah. Meski demikian, pandemi yang mewabah sejak Maret tahun lalu ini tidak membuat mental Jamkrida Sumsel ciut, apalagi harus menyerah. Hal ini terbukti dari dukungan aset yang terus bertambah dari tahun ke tahun (2019-2020). “Total aset dibanding 2019 maka ada keneaikan, kurang lebih Rp 11 miliar. Tadinya Rp 26 miliar sekarang jadi Rp 37 miliar. dari segi pendapatan ada kenaikan kurang lebih Rp 7 miliar tahun 2019. Dan menymbang dividen ke Pemda sekitar Rp 1 miliar untuk tahun 2020,” paparnya sambil menunjukan tabel pembukuan kinerja.
Masih menurut Mulyan, kinerja yang membanggakan dari Jamkrida Sulsel juga dapat dilihat dari target kinerja berdasarkan penugasan oleh kepala daerah yakni, Target Penjaminan sebesar Rp 677 miliar dengan Realisasi Penjaminan sebesar Rp 731 miliar, Target Laba sebesar Rp 1 miliar realisasi laba sebesar Rp 2 miliar. “Walaupun situasi covid dan banyaknya klaim, Alhamdulillah masih bisa terealisasi penjaminan senilai Rp 700 miliar dengan yang terjamin atau penerima manfaat sejumlah 4.000 lebih. Syukur kita memperoleh laba kurang lebih Rp 2 miliar di tahun buku 2020,” bebernya.
Berdasarkan kelompok penerima jaminan, lanjut Mulyan, Jamkrida Sulsel sangat mengandalkan lembaga seperti Bank Sulsel, pemrov, pemkot, kementerian (SKPD) dan Bank Jabar. Bahkan, meski Jamkrida Sulsel belum mendapat dukungan dari Bank Pembangunan Daerah (BPD), pihaknya masih memperoleh bisnis dari BPR (Bank Perkreditan Rakyat) dengan angka yang cukup tinggi.
“Walaupun kami termasuk Jamkrida yang belum disupport oleh BPD atau bank pembngunan daerah, Alhamdulillah kita memperoleh bisnis dari BPR, sekarang lebih Rp 424 miliar di tahun 2020 sehingga ada kenaikan nilai di tahun 2020 serta total penjaminan Rp 505 miliar (Rp 226 miliar tahun 2019) atau tumbuh 332 persen. Mitra-mitra kami itu Bank Sulslel, SKPD, BPR, LPDB dan Bank Jabar,” lanjutnya sambil menunjukan materi kinerja bisnis pada sub materi volume penjaminan.
Tak hanya itu, Jamkrida Sulsel juga terbilang sukses dalam memanfaatkan peluang yang ada. Hal ini nampak terlihat dari perbandingan premi penjaminan yang memperoleh porsi yang cukup besar melalui ambil alih lembaga asuransi yang mau melepaskan penjaminannya sebesar Rp 355 miliar. bahkan dalam waktu dekat, Jamkrida Sulsel juga akan mengambil alih BPR dengan premi sebesar Rp 11 miliar.
“Kemudian dari perbandingan premi adalah suatu yang agak berbeda dengan beberapa Jamkrida lainnya, ini justru mendapat porsi yang besar dari BPR. Pada tahun 2020 kami mengambil alih penjaminan dari Mega Insurance kurang lebih Rp 355 miliar. Dan mungkin minggu depan kami akan ambil alih Jasindo BPR yang jumlahnya kurang lebih Rp 650 miliar denga premi yang akan dialihkan sebesar Rp 11,7 miliar, sudah ada persetujuan mudah-mudahan minggu depan terealisasi,” harapnya.
Manajemen dan Tata Kelola
Sederet kinerja membanggakan di atas tentu bukanlah semudah membalik telapak tangan, ada upaya tekun yang menghantarkan Jamkrida Sulsel pada kinerja bisnis yang membanggakan. Hal ini tentu bergantung pada manajemen dan tata kelola perusahaan. Sebagai lembaga penjaminan, Jamkrida Sulsel telah menyusun serangkaian strategi untuk menunjang bisinisnya, dua diantaranya yakni Prioritizing (menyusun prioritas) dan Scenario Planning.
Pertama, Prioritizing atau menyusun prioritas. Human Resource adalah deprtemen yang harus mengetahui situasi seperti apa yang tengah dihadapi oleh Perusahaan, contohnya yang berhubungan dengan penjaminan atau pemasaran, sejauh mana posisi perusahaan diantara pesaing, apakah tetap bertahan ataukah justru sebaliknya. Divisi Human Resource perlu mengetahui jalur mana yang lebih mendatangkan profit, dengan demikian mereka tahu bagaimana cara menempatkan karyawan pada posisi tersebut termasuk tuntutan yang diharapkan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Kedua Scenario Planning. ialah rencana mitigasi risiko apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan pelemahan ekonomi. Rencana tersebut mencakup strategi-strategi yang bisa dilakukan oleh Divisi Human Resource dalam meminimalkan risiko kerugian perusahaan. Tidak menutup kemungkinan salah satu langkah yang dapat dilakukan Human Resource dalam membantu perusahaan menghadapi masa-masa krisis ialah dengan melakukan control biaya (cost reduction) dengan menempatkan sesuatu sesuai porsinya.
Penulis: Abdullah Suntani