BI Bilang Rupiah di Rp 13.900/US$ Masih Kemurahan!

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar Rupiah terhadap US$ pada Jumat (8/2/2019), tidak menunjukkan penguatan tapi juga tidak melemah, di mana 1 US$ dibanderol Rp 13.970.Meskipun demikian, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai, secara fundamental nilai tukar Rupiah masih terlalu murah atau undervalued.

“Hitung-hitungan fundamental, nilai tukar Rupiah kita masih undervalued, baik hitung-hitungan dalam bentuk inflasi yang rendah dan prospek ekonomi yang lebih baik, dan juga neraca pembayaran secara triwulan baik,” ujar Perry di Gedung BI, Jumat (8/2/2019).

Untuk menjaga agar nilai tukar Rupiah stabil dan bisa menguat, Perry menjelaskan akan fokus pada kebijakan moneter terhadap suku bunga. Sedangkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pihaknya akan menerapkan kebijakan moneter likuiditas.

“Sampai sejauh ini kami memegang arah kebijakan yang hampir mencapai puncaknya. Jadi kebijakan moneter suku bunga masih diarahkan menjaga stabilitas eksternal, untuk nilai tukar Rupiah dan menurunkan defisit transaksi berjalan. Sedangkan, kebijakan likuiditas kami arahkan pro growth, pro pertumbuhan.”

“Harus secara jelas bagaimana arah kebijakan moneter. Suku bunga hampir mencapai puncak. Tapi, likuiditas kita kendor. Hawkish atau tidak? Suku bunga iya, likuiditas tidak,” tandasnya.

Sumber : www.cnbcindonesia.com

Catatan:  PT. Jamkrida Sulsel melayani Penerbitan Sertifikat Penjaminan kredit, Surety Bond ( Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan, Jaminan uang muka, Jaminan Pemeliharaan) dan Kontra Bank Garansi di Sulawesi Selatan.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *