CNN Indonesia — Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan total produksi beras tahun ini bakal meningkat menjadi 32,07 juta ton. Proyeksi itu tumbuh 2,26 persen dari realisasi 2021 yang tercatat 31,36 juta ton.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan prediksi kenaikan ini sejalan dengan luas panen yang juga meningkat.
“Luas panen pada 2022 diprediksi juga mengalami kenaikan sebesar 1,87 persen menjadi 10,61 juta hektare (ha) dibanding 2021 (10,41 ha),” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (17/10).
Menurutnya, untuk bisa mencapai produksi panen yang diinginkan, maka potensi panen hingga tiga bulan ke depan perlu dijaga, begitu juga dengan luas lahannya. Dengan demikian, produksi padi hingga beras tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Berdasarkan data BPS, sampai saat ini produksi beras terbesar masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatera dengan masing-masing kontribusi 56,12 persen dan 20,41 persen ke total produksi beras di Indonesia.
Sampai akhir tahun ini, produksi beras Pulau Jawa diperkirakan bakal mencapai 18 juta ton atau naik 320 ribu ton dari tahun lalu. Kontribusi tertinggi bakal berasal dari Provinsi Jawa Timur.
Produksi tertinggi kedua ada di Sumatera dengan perkiraan capaian sebanyak 6,55 juta ton, naik 300 ribu ton dari 2021. Kontribusi tertingginya berasal dari Sumatera Selatan.
Kemudian, produksi beras dari Sulawesi yang diperkirakan bisa mencapai 4,30 juta ton atau naik 120 ribu ton dibandingkan tahun lalu. Kontribusi tertinggi berasal dari Sulawesi Selatan.
Selanjutnya dari Bali dan Nusa Tenggara diperkirakan bisa memproduksi sebanyak 1,67 juta ton atau naik 90 ribu ton dari tahun lalu. Kontribusi tertinggi disumbang oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Lalu, ada dari Kalimantan, Maluku dan Papua yang diperkirakan produksi berasnya bakal turun tahun ini. Kalimantan menjadi 1,37 juta ton atau turun 40 ribu ton, serta Maluku dan Papua diperkirakan hanya bisa memproduksi sampai 190 ribu ton atau turun 7 ribu ton.