Bulog Ungkap Potensi Rugi Negara dari Simpan Beras di Gudang

CNN Indonesia — Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengungkapkan ada potensi kerugian negara yang berasal dari biaya perawatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang. Per 15 Agustus 2021, jumlah stok CBP di gudang Perum Bulog tercatat 1,16 juta ton.
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan beras di gudang membutuhkan biaya perawatan agar tidak turun mutu.

“Ini terkait dengan ketimpangan inflow dan outflow yang mengakibatkan stok menumpuk di gudang Bulog, tidak ada captive market, sehingga ini sangat berpotensi merugikan keuangan negara,” ujarnya dalam Diskusi Penguatan Cadangan Beras Pemerintah Masa PPKM, Rabu (18/8).

Namun, ia tidak mengungkapkan potensi kerugian keuangan negara yang muncul dari biaya perawatan itu. Mokhamad hanya menjelasakan dana perawatan beras CBP itu tersebut berasal dari kredit komersial perbankan. Nantinya, pemerintah akan mengganti dana tersebut apabila beras CBP sudah tersalurkan.

“Apabila tidak ada penyaluran tentu saja biaya-biaya itu akan menumpuk sehingga harga beli pemerintah ke Bulog dari tahun ke tahun akan mengalami peningkatan,” ujarnya.

Ia menjelaskan penumpukan stok CBP di gudang Bulog terjadi lantaran keterbatasan pos penyalurannya. Utamanya, setelah pemerintah mengganti pola distribusi bantuan beras sejahtera (rastra) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) alias Kartu Sembako sejak 2019 lalu.

Dalam paparannya, dia juga mengungkapkan Bulog masih memiliki simpanan beras dari 2018-2019 lalu.

Ia menjelaskan penumpukan stok CBP di gudang Bulog terjadi lantaran keterbatasan pos penyalurannya. Utamanya, setelah pemerintah mengganti pola distribusi bantuan beras sejahtera (rastra) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) alias Kartu Sembako sejak 2019 lalu.

Dalam paparannya, dia juga mengungkapkan Bulog masih memiliki simpanan beras dari 2018-2019 lalu.

Saat ini, CBP hanya disalurkan untuk kepentingan bencana alam, Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) lewat operasi pasar, dan kerja sama internasional.

Berdasarkan data Bulog, sepanjang 2021 alokasi CBP untuk KPSH turun cukup signifikan dari 1,02 juta ton di 2020 menjadi hanya 232,11 ribu ton hingga pertengahan Agustus lalu.

Menurut Mokhamad, kondisi ini disebabkan oleh harga beras cenderung stabil bahkan turun sepanjang tahun akibat penurunan daya beli masyarakat selama pandemi. Selain itu, penggunaan CBP untuk bencana alam dan kerja sama internasional juga sedikit.

“Artinya, penyaluran captive market sangat dibutuhkan untuk menjaga CBP dan usia simpan di bawah 4 bulan,” katanya.

Baca artikel CNN Indonesia “Bulog Ungkap Potensi Rugi Negara dari Simpan Beras di Gudang” selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210818184430-92-682094/bulog-ungkap-potensi-rugi-negara-dari-simpan-beras-di-gudang.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *