CNBC Indonesia – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 diperkirakan menembus 5,60% (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2022.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 1,66% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq).
Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,44% (yoy) dan 3,72% (qtq) pada kuartal II-2022. Pada kuartal I-2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01% (yoy) tetapi terkontraksi 0,95% (qtq).
Hasil polling sejalan dengan proyeksi dari Bank Indonesia (BI) dan pemerintah. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, akhir pekan lalu, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 akan menembus 5,7% sementara BI memproyeksikan pertumbuhan di atas 5,5%.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 pada Senin (7/11/2022).
Sejumlah lembaga/institusi yang disurvei menjelaskan tingginya pertumbuhan ekonomi pada Juli-September 2022, salah satunya karena rendahnya basis perhitungan pada kuartal III-2021.
Ekonomi domestik hanya tumbuh 3,51% (yoy) pada Juli-September tahun lalu setelah Indonesia diterjang badai Covid-19 varian Delta. Pemerintah bahkan harus menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada awal Juli sehingga ekonomi nyaris berhenti.
“Pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat di tengah pelonggaran mobilitas meningkatnya aktivitas binis yang tercermin dalam PMI Manufaktur, serta basis perhitungan yang rendah pada kuartal III-2022,” tutur ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, dalam MacroBrief.
Faisal menambahkan secara kuartal ekonomi akan melemah sebagai dampak lonjakan inflasi setelah kenaikan harga BBM Subsidi.
Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan pertumbuhan kuartal III-2022 akan menjadi puncak dari pertumbuhan pada tahun ini. Ekonomi akan melandai pada kuartal IV-2022 sebagai dampak dari lonjakan inflasi dan perlambatan ekonomi global.
“Meskipun ada kenaikan harga BBM pada akhir kuartal III-2022 tetapi sejumlah indikator ekonomi masih menunjukkan perbaikan seperti tingginya optimism konsumen, penjualan ritel, dan investasi,”tutur Damhuri, kepada CNBC Indonesia.
Merujuk data Bank Indonesia, indeks penjualan riil tumbuh (yoy) sebesar 6,2% pada Juli, 4,9% pada Agustus, dan 5,5% pada September. Sebaliknya, pada periode Juli-September 2021 tercatat negatif.
Indeks Kepercayaan Konsumen berada di level atas 117 selama Juli-September 2022. Sebaliknya, indeks berada di bawah 100 (pesimis) pada Juli-September 2021.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor pada Juli-September 2022 tercatat 1,37 juta unit. Jumlah tersebut naik 4,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan mobil pada kuartal III-2022 meningkat 20,9%.
Konsumsi menyumbang sekitar 56% pada total Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga laju konsumsi akan sangat menentukan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dari sisi produksi, perningkatan permintaan tercermin melalui laju PMI Manufaktur. Pada Juli-September 2022, PMI Manufaktur masih berada dalam fase ekspansifnya.
PMI Manufaktur meningkat dari 51,3 pada Juli menjadi 51,7 pada Agustus dan melonjak 53,7 pada September 2022.
“Investasi juga meningkat sejalan dengan kenaikan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri. Ini akan menopang pertumbuhan ekonomi kuartal III,” ujar Damhuri.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi investasi pada kuartal III-2022 tercatat Rp 307,8 triliun atau melonjak 42,1% (yoy).
Selain konsumsi dan investasi, perbaikan belanja pemerintah juga akan menopang pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan belanja negara pada Juli-September 2022 menembus Rp 670,3 triliun. Belanja tersebut meningkat 5,43% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Indonesia juga masih mendapatkan windfall dari kenaikan harga komoditas pada kuartal III tahun ini, terutama dari batu bara. Harga pasir hitam mencatatkan rekor tertingginya pada 5 September 2022 ke posisi US$ 463,75 per ton. Rata-rata harga batu bara pada kuartal III-2022 menembus US$ 413 per ton sementara pada kuartal III-2021 hanay US$ 163 per ton.
Kenaikan harga komoditas menjadi alasan melambungnya ekspor Indonesia pada kuartal III-2022.
Ekspor pada kuartal III-2022 tercatat US$ 78,23 miliar atau melonjak 27,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat US$ 61,43 miliar. Sementara itu, impor tercatat US$ 63,3 mliar atau melesat 31,4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA