CNN Indonesia — Masalah minyak goreng belum juga beres meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melarang ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan turunannya sejak 28 April 2022 lalu.
Sejumlah pedagang pasar mengeluh kepada Jokowi. Mereka menyatakan harga minyak goreng saat ini masih tinggi.
“Harga minyak goreng sih stabil, cuma harganya tinggi sedikit, Rp20 ribu per kg,” ujar Azis Setiawan, pedagang sembako di Pasar Cibinong, dikutip dari keterangan tertulis Sekretariat Presiden, Selasa (17/5) lalu.
Harga tersebut jelas masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp14 ribu per liter atau setara Rp15.500 per kg.
Pernyataan berbeda disampaikan Kosasih, pedagang sembako di Pasar Gunung Batu, Kota Bogor. Menurut dia, harga minyak goreng curah sebenarnya sudah di bawah HET, yakni Rp14.500 per kg.
Meski begitu, Kosasih masih kesulitan mencari pembeli. Dengan demikian, ia menilai percuma harga turun tetapi penjualan justru turun drastis.
“Satu kg Rp14.500, kata Pak Presiden murah. Murah juga sekarang enggak ada yang belinya. Harga sih sudah normal,” ungkap Kosasih.
Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com pada 9 Mei 2022 atau sekitar satu minggu setelah larangan ekspor CPO diberlakukan, pasokan minyak goreng curah di sejumlah pasar tradisional di Jakarta justru langka.
Salah satu pedagang di Warung Buncit bernama Marni mengaku kesulitan mendapatkan pasokan minyak goreng curah. Hal ini sejalan dengan permintaan yang meningkat sejak Ramadan.
“Kalau pasokan yang curah masih agak susah sih sekarang, sering kosongnya. Mungkin karena pesanan juga tinggi saat Ramadan kemarin,” ungkap Marni.
Murni mengaku hanya bisa mendapatkan stok minyak goreng curah dua jeriken dengan total 32 liter. Sebelumnya, ia bisa mendapat dua kali lipat dari jumlah tersebut.
Tak ayal, harga minyak goreng curah masih tinggi sebesar Rp20 ribu per kg. Senada, pedagang lain bernama Aan mengatakan kesulitan mencari produsen yang menyediakan minyak goreng curah.
“Minyak curah saya jual Rp20 ribu per kg. harus tetap cari produsen,” ujar Aan.
Di sisi lain, ia juga menjual minyak goreng kemasan dengan harga Rp25 ribu per liter. Aan pun berharap harga minyak goreng bisa turun agar penjualan kembali menggeliat.
Sementara, pedagang di Pasar Minggu bernama Farid juga mengaku belum mendapatkan pasokan minyak goreng curah pasca Lebaran.
“Belum ada pasokan dari agen juga masih mahal, ya masih di Rp20 ribu per kg, pasokan lagi kurang ditambah masih Lebaran,” kata dia.
Ia mengatakan hanya mendapat stok minyak goreng curah sebanyak 30 kg per hari saat ini. Padahal, sebelumnya ia bisa mendapat stok 40 hingga 50 kg per hari.
Sementara itu, harga minyak goreng kemasan turun hingga Rp44.500 di sejumlah gerai Indomaret dan Alfamart pada Selasa (17/5) kemarin.
Di Indomaret Johar Menteng, Jakarta Pusat misalnya, minyak goreng kemasan merek Harumas bisa dibeli seharga Rp44.500, turun dari harga awal Rp47.900. Minyak goreng kemasan Camar ukuran dua liter dapat dibeli dengan harga yang sama.
Minyak goreng merek Fortune yang semula dijual seharga Rp48.800 per dua liter kini dibanderol Rp45.700 per dua liter. Lalu, minyak goreng kemasan Sovia ukuran dua liter turun Rp3.100 menjadi Rp45.600.
Kemudian, minyak goreng merek Sania ukuran dua liter dijual seharga Rp45.800 setelah sebelumnya dijual Rp48.900.
“Yang promo Harumas dan Camar sampai 31 Mei. Fortune, Sovia, dan Sania sampai 22 Mei,” kata Sarah, karyawan Indomaret yang menjaga kasir.
Sementara di Alfamart, Kembang Raya, sejumlah merek minyak goreng ikut turun hingga ke kisaran Rp45 ribu.
Minyak goreng kemasan merek Fortune bisa dibeli dengan harga Rp45.700, turun dari harga awal Rp49.700. Sementara, Sania ukuran dua liter yang semula dijual Rp49.900 kini dibanderol Rp45.800.
Minyak goreng merek Tropical juga sedang turun harga, dengan ukuran dua liter botol dijual Rp49.900 dari Rp50.700.
Tropical ukuran satu liter botol turun tipis menjadi Rp25.200 dari harga awal Rp25.700. Lalu, Tropical ukuran dua liter kemasan dijual seharga Rp49.900 dari Rp50.700.
Pemerintah pun tampaknya sadar betul dengan harga minyak goreng curah yang masih tinggi. Oleh karena itu, mereka menerapkan program minyak goreng rakyat untuk memastikan ketersediaan minyak goreng curah dengan harga terjangkau, Rp14 ribu per liter.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan program ini merupakan terobosan yang disiapkan pemerintah, melalui skema bisnis sinergi BUMN dengan pengecer atau pengusaha kecil.
“Saat ini saya meninjau langsung ketersediaan minyak goreng di pasar tradisional sekaligus memantau program migor (minyak goreng) rakyat yang tujuannya adalah untuk memastikan ketersediaan minyak goreng curah dengan harga Rp14 ribu per liternya di sepuluh ribu titik atau pasar di seluruh Indonesia,” kata Lutfi dalam siaran pers.
Bersamaan dengan itu, BUMN Holding Pangan ID FOOD juga meluncurkan aplikasi platform digital pendistribusian minyak goreng terintegrasi.
Direktur Utama Holding pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan platform digital pendistribusian minyak goreng curah terintegrasi ini diciptakan untuk memudahkan pedagang, pengecer, hingga konsumen dalam menjual dan membeli minyak goreng.
dikutip oleh : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220519125924-92-798493/fakta-harga-minyak-goreng-tinggi-meski-jokowi-larang-ekspor-cpo