CNN Indonesia — Harga minyak mentah dunia naik pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, usai rencana pelarangan Uni Eropa (UE) terhadap minyak Rusia dan pelonggaran penguncian wilayah atawa lockdown covid-19 di China.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik 51 sen atau 0,5 persen menjadi US$112,55 per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni naik US$1,02 atau 0,9 persen menjadi US$113,23 per barel.
WTI mencatat kenaikan mingguan keempat berturut-turut sejak pertengahan Februari lalu. Sedangkan, Brent kembali naik satu persen pekan ini setelah jatuh pada minggu lalu.
Rencana larangan impor minyak Rusia oleh UE dan pelonggaran lockdown di China meredakan kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi akan memperkecil permintaan minyak.
Pasar energi memperkirakan pencabutan beberapa pembatasan covid-19 di Shanghai akan meningkatkan permintaan energi. Sebab, Negeri Tirai Bambu merupakan importir minyak mentah utama dunia.
“Risiko tetap berayun ke sisi positif, mengingat pembukaan kembali China dan upaya lanjutan menuju embargo minyak Rusia oleh Uni Eropa,” kata Analis OANDA Craig Erlam seperti dikutip dari Antara pada Senin (23/5).
Di sisi lain, UE berharap untuk mencapai kesepakatan tentang larangan impor minyak mentah Rusia untuk negara-negara anggota yang paling bergantung pada minyak Negeri Beruang Merah, seperti Hongaria.
Sementara, di AS, perusahaan energi pada minggu ini menambah rig minyak dan gas alam selama sembilan minggu berturut-turut. Hal itu dilakukan sebagai anjuran pemerintah untuk mengantisipasi lonjakan harga.