Hepatitis yang Terus Menjangkit di Tengah Pandemi Covid

CNN Indonesia — Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day kembali diperingati pada hari ini 28 Juli 2021. Peringatan Hari Hepatitis Dunia setiap 28 Juli diambil berdasarkan hari lahir penemu virus Hepatitis B, yakni Baruch Samuel Bloomberg.
Peringatan Hari Hepatitis Sedunia di tengah pandemi Covid-19 pada tahun ini mengusung tema Hepatitis Can’t Wait atau Hepatitis Tak Bisa Menunggu.

Tema ini diangkat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya hepatitis yang masih menjadi salah satu penyakit dengan jumlah penderita terbanyak di dunia. Di tengah kasus penyebaran Covid-19, hepatitis juga tak berhenti dan terus menjangkiti manusia.

Berdasarkan data WHO, setiap 30 detik terdapat satu orang dinyatakan meninggal dunia karena heptitis.

“Dengan seseorang meninggal setiap 30 detik karena penyakit terkait hepatitis – bahkan dalam krisis Covid-19 saat ini – kita tidak bisa menunggu untuk bertindak atas virus hepatitis,” tulis WHO di situs mereka.

Selain itu, saat ini banyak pula kasus hepatitis tidak terdiagnosis. Hal ini menyebabkan penanganan hepatitis semakin sulit lantaran masih banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya menderita hepatitis dan tak mendapatkan perawatan.

Hepatitis adalah penyakit yang menyerang organ dalam manusia terutama di bagian hati atau dikenal juga dengan peradangan hati. Ada beberapa tingkatan penyakit hepatitis dengan tingkatan terparah yakni B dan C.

Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus yang menjalar ke organ dalam manusia. Namun, pada kondisi tertentu gaya hidup seseorang seperti peminum alkohol berat hingga penggunaan obat-obatan juga dapat menimbulkan kerusakan pada hati sehingga menyebabkan hepatitis.

Hepatitis menjadi penyakit akibat infeksi virus nomor dua yang menyebabkan kematian di dunia setelah tuberkulosis. WHO mencatat, sebanyak 325 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi hepatitis tipe B dan C, dua jenis hepatitis paling umum penyabab kematian.

Padahal, hepatitis merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati jika ditangani sedini mungkin.

Berikut jenis-jenis hepatitis, gejala dan cara penanganannya:

1. Hepatitis A
Hepatitis A dapat menular melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Hepatitis A juga bisa menular melalui kontak langsung dengan penderita.

Seseorang yang terpapar hepatitis A akan memperlihatkan gejala seperti demam, penurunan nafsu makan, diare, mual, rasa tidak nyaman pada perut, warna air seni lebih gelap, hingga perubahan warna kulit dan bagian putih mata yang berubah menjadi agak kekuningan.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Salah satunya dengan menjaga kebersihan. Misal rajin mencuci tangan dan menjaga ketersediaan air bersih, makanan bersih hingga sanitasi yang baik.

Selain itu, vaksinasi juga bisa menjadi salah satu jalan terhindar dari penularan hepatitis A.

2. Hepatitis B
Jika hepatitis A masih tergolong ringan, berbeda untuk hepatitis B. Tingkatan ini tergolong dalam hepatitis akut dan kronis. Pengobatannya pun memerlukan jangka waktu tertentu.

Umumnya penyakit ini ditularkan ibu kepada bayi ketika melahirkan. Tak hanya itu, hepatitis B juga bisa menular melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, seperti pada jarum suntik, tato, dan tindikan yang tidak steril, atau melalui cairan tubuh, seperti darah menstruasi, cairan vagina, hingga sperma.

Umumnya penyakit ini tak bergejala seperti hepatitis A. Sehingga banyak penderita tak sadar bahwa dia telah terpapar.

Namun, pada kondisi tertentu, gejala akan muncul berupa air seni berwarna gelap, rasa kelelahan, mual, muntah, dan nyeri perut serta sering menimbulkan komplikasi. Hepatitis B memicu munculnya sirosis dan kanker hati. Penderita dianjurkan untuk kontrol secara teratur ke dokter.

3. Hepatitis C
Hepatitis C sama berbahayanya dengan hepatitis B. Penyakit ini juga menjadi salah satu penyebab utama kanker hati. Hepatitis C juga menular melalui kontak darah terinfeksi.

Penularan juga bisa terjadi melalui jarum suntik, praktik kesehatan yang tidak aman, dan transfusi darah yang belum diperiksa keamanannya. Bahkan kegiatan seksual juga beresiko menularkan hepatitis C.

Gejalanya mirip dengan hepatitis lain seperti demam, lelah, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri perut, air seni berwarna gelap, tinja berwarna abu-abu hingga nyeri sendi. Vaksin untuk hepatitis C hingga saat ini belum tersedia.

(tst/ptj)

Baca artikel CNN Indonesia “Hepatitis yang Terus Menjangkit di Tengah Pandemi Covid” selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210727181253-255-672958/hepatitis-yang-terus-menjangkit-di-tengah-pandemi-covid.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *