CNBC Indonesia – Dalam rangka penguatan awareness dan penguatan risk culture di lingkungan operasional dan bisnis IFG dan anak perusahaannya, IFG menyelenggarakan Executive Briefing RiskManagement dengan mengambil tema “Optimalisasi Peran dan Tanggung Jawab Manajemen Risiko di Holding dan Anggota Holding Asuransi, Penjaminan dan Investasi.
“Penguatan risk culture menjadi komitmen IFG sebagai holding yang menaungi 10 anak usaha dalam membangun pondasi risk awareness dan penerapan Manajemen Risiko yang komprehensif dan terintegrasi antara Holdingdengan anak usahanya” jelas Sekretaris Perusahaan IFG, Beko Setiawan, pada Seminar Executive Briefing Risk Management dalam keterangan tertulis, Selasa (24/5/2022).
Menurut Beko, penerapan manajemen risiko telah menjadi salah satu poin dalam 3 Pilar Pembentukan Pilar IFG yaitu Prudent, Power dan Progress. Di IFG, optimalisasi terhadap fungsi di dalam perusahaan yang terlibat di dalam manajemen risiko sudah diimplementasikan.
Terdapat tiga lapis fungsi manajemen risiko (three lines of defence) di perusahaan antara lain yang pertama adalah pemilik risiko (user/risk owner), kedua pengawas risiko (risk overseer), dan ketiga internal audit (independent assurance provider). Sehingga ketiga fungsi risk management tersebut dapat merumuskan berbagai mitigasi berbagai risiko yang akan datang, seperti Risiko Asuransi, Risiko Aset dan Liabilitas, Risiko Operasional, Risiko Hukum dan Risiko Reputasi baik yang ada di IFG maupun anak usaha, agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Penerapan manajemen risiko tersebut diharapkan juga dapat mengurangi dampak yang tidak terduga atau surprising event yang berdampak negatif, misalnya kejadian fraud dan risiko likuiditas, yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan tegas Beko.
Tahun 2022 IFG terus melakukan penguatan struktur dan keunggulan kompetitif berdasarkan Roadmap Manajemen Risiko seperti Pengembangan sistem aplikasi ERM terintegrasi yang ditopang oleh reporting engine dan data analytics yang kuat, data applicability, availability & quality, penyesuaian pedoman manajemen risiko termasuk membangun metodologi penilaian risiko serta persiapan menjadi entitas utama dalam konglomerasi keuangan.
Sehingga, roadmap ini dapat mendukung pencapaian peningkatan kinerja dan pertumbuhan perusahaan secara sehat dan berkelanjutan. IFG menargetkan dapat mencapai tingkat kematangan penerapan Manajemen Risiko pada level “Optimized” pada tahun 2024.
Acara yang dibuka oleh Komisaris Utama IFG, Fauzi Ikhsan dan Wakil Direktur Utama IFG Hexana Trisasongko serta dihadiri oleh seluruh dewan komisaris dan Direksi IFG, Komisaris Utama dan Direktur Utama anak perusahaan, menghadirkan Asisten StafKhusus Presiden Jerry Marmen sebagai narasumber.
Melalui Executive Briefing RiskManagement ini, diharapkan para peserta mendapatkan gambaran kembali mengenai fungsi dan peran dalam menerapkan Manajemen Risiko terintegrasi dan berkomitmen dalam mewujudkan penerapan Manajemen Risiko yang efektif di lingkungan Holding dan anak usaha.