Indonesia Kalah Jauh, Negara Ini Produsen Kedelai Terbesar

Salah satu komoditas pertanian untuk membuat tempe makanan khas Indonesia yakni kedelai memang selalu menarik diperbincangkan. Kedelai memang kerap diolah menjadi bahan makanan mulai dari tahu, tempe, susu, kecap, hingga minyak.
Hal inilah yang memicu permintaan kedelai global terus mengalami peningkatan. Untuk memproduksi dalam jumlah yang besar demi memenuhi kebutuhan dunia terdapat beberapa negara yang dinobatkan sebagai negara produsen kedelai terbesar.

Kendati demikian, data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mencatat bahwa produksi kedelai di dunia mencapai 355,59 juta metrik ton pada 2021-2022. Angkanya menurun 3,5% dibandingkan periode sebelumnya sebesar 368,52 juta metrik ton.

Berdasarkan catatan USDA, Brazil menduduki posisi pertama sebagai produsen kedelai terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 127 juta mertik ton. Posisi selanjutnya, diikuti oleh Amerika Serikat (AS) dengan jumlah produksi mencapai 121,5 juta mertik ton. 2 negara inilah yang bisa memproduksi kedelai di atas 100 juta metrik ton.

Bagaimana di Indonesia?

Benar saja, hingga saat ini Indonesia masih berstatus impor kedelai. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor kedelai sebanyak 2,49 juta ton dengan nilai mencapai US$1,48 miliar pada 2021. Jumlah ini naik tipis 0,58% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sejak 2016 hingga 2021, volume impor tertinggi terjadi pada 2017 dan 2019 dengan jumlah yang sama yakni mencapai 2,67 juta ton

Berdasarkan negaranya, Indonesia tercatat melakukan impor paling banyak dari Amerika Serikat (AS) sebanyak 2,2 juta ton.

Kemudian Indonesia mengimpor kedelai dari Argentina sebanyak 899.510 ton. Ada pula impor kedelai dari Brasil dan Malaysia masing-masing sebanyak 9.238 ton dan 5.547 ton.

Pada kenyataannya, harga kedelai yang terpantau naik pada akhir tahun lalu membuat Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengambil langkah untuk impor kedelai sekaligus memberikan subsidi kepada perajin dalam negeri.

Tak bisa dipungkiri kenaikan harga kedelai internasional saat itu juga naik, ditambah lagi perlemahan nilai tukar rupiah, sehingga harga kedelai terus mengalami kenaikan sejak Januari 2022 hingga akhir tahun.

Untuk mengatasi kenaikan harga tersebut, Kementerian Perdagangan mengadakan rapat kabinet yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan dihasilkan keputusan bahwa Bulog ditugaskan untuk mengimpor sebanyak 350 ribu ton pada November dan tiba pada Desember 2022.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *