JAKARTA, KOMPAS.com – PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan, dari total investor Indonesia tahun 2018 yang mencapai 1,6 juta, sebagian besar di antaranya di dominasi oleh anak muda atau generasi milenial. Berdasarkan data demografi investor individu KSEI, porsi investor muda di pasar modal Indonesia mencapai 39,72 persen dari keseluruhan jumlah investor. Angka tersebut meningkat dari porsi sebelumnya yang hanya 28 persen. Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari menjelaskan, peningkatan jumlah investor pasar modal milenial yang cukup signifikan didorong masifnya perrkembangan teknologi di sektor industri pasar modal.
Hal ini membuat proses investasi menjadi lebih mudah dan cepat. “Kalau dulu orang harus telepon brokernya (untuk transaksi jual beli saham), kalau sekarang dengan perkembangan teknologi pakai HP sudah bisa jual beli saham. Kemudian adanya fintech (financial technology) yang semakin memudahkan orang berinvestasi di reksa dana,” jelas dia ketika memberi penjelasan kepada awak media di Jakarta, Kamis (27/8/2018). Baca juga: Pindah ke Kota Besar Ternyata Bukan Pilihan Utama Anak Milenial Selain investor muda, jumlah investor di rentang usia 31 sampai 40 tahun juga cukup besar, yaitu sebanyak 25,34 persen dari keseluruhan investor. Posisi berikutnya adalah investor usia 41 hingga 50 tahun sebesar 18,69 persen, 51 hingga 60 tahun 10,69 persen dan di atas 60 tahun sebesar 5,56 persen. Sementara jika dibagi berdasarkan jenis kelamin, persentase jumlah investor laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, dengan masing-masing persentase 59,13 persen dan 40,87 persen. Adapun untuk pendidikan, sebanyak 51,42 persen investor memiliki pendidikan terakhir S1, sebanyak 34,08 persen lainnya memiliki pendidikan terakhir SMA, dan untuk di atas S2 dan pendidikan terakhir D3 masing-masing 6,2 persen dan 8,3 persen.
Untuk penghasilan, sebagian besar investor memiliki penghasilan di kisaran 10 juta hingga 100 juta rupiah dengan persentase 58,34 persen. Friderica juga menjelaskan, lonjakan jumlah investor ini juga didorong oleh berbagai pihak lantaran sosialisasi yang gencar dilakukan melalui galeri investasi oleh Self Regulatory Organization (SRO) seperti PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Bursa Efek Indonesia (BEI), bersama dengan KSEI. Hingga saat ini, terdapat 300 galeri investasi di seluruh Indonesia. “Kenaikan (jumlah investor) ini adalah hasil kerja keras semua pihak baik SRO seperti BEI, KPEI dan KSEI, juga hasil kerja broker, perusahaan sekuritas, manajemen investasi dan sebagainya yang giat melakukan sosialisasi,” ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “”Dengan Perkembangan Teknologi, Pakai HP Sudah Bisa Jual Beli Saham…””, https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/27/212200426/-dengan-perkembangan-teknologi-pakai-hp-sudah-bisa-jual-beli-saham–.
Penulis : Mutia Fauzia
Editor : Erlangga DjumenaEditor : Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Erlangga Djumena
Catatan: PT. Jamkrida Sulsel melayani Penerbitan Sertifikat Penjaminan kredit, Surety Bond ( Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan, Jaminan uang muka, Jaminan Pemeliharaan) dan Kontra Bank Garansi di Sulawesi Selatan.