JAKARTA, KOMPAS.com – Tren suku bunga tinggi lantaran Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga sebesar 175 basis points (bps) sejak bulan Mei lalu. Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan ( LPS) Destry Damayanti mengatakan, saat ini rata-rata bunga simpanan di bank Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 sudah melewati rata-rata bunga bank di BUKU 1,2 dan 3. Persaingan bunga ini akan menyebabkan likuiditas di perbankan, terutama bank buku 3 dengan modal inti Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun akan semakin seret. “Ini masih kita lihat perkembangannya makin memburuk atau nggak persaingannya, pernah dua tahun lalu terjadi jorjoran bener (menaikkan bunga dana) khususnya bank-bank besar, ini kan nggak sehat, kasihan bank-bank BUKU 1 dan 2, khususnya BUKU 3,” ujar Destry ketika ditemui awak media di Jakarta, Rabu (28/11/2018). Destry menjelaskan, saat ini pertumbuhan kredit di bank BUKU 3 masih cukup kencang dan masih bisa menembus double digit, namun, pertumbuhan dana sudah sangat minim di kisaran 4 persen secara keseluruhan. “Kalau kredit masih tumbuh 11 persen, ini yang jadi concern kita,” jelas dia. Sementara di bank BUKU 4, pertumbuhan kredit secara industri juga cukup tinggi sebesar 14 persen. Namun, masih dapat diimbangi dengan pertumbuhan dana yang mencapai 11 persen. “Karena memang BUKU 4 cukup berani naikin bunga dana kan memang mereka juga butuh,” ujar Destry. Adapun saat ini, posisi rasio pembiayaan terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) bank BUKU 4 masih di bawah batas aman 90 persen, yaitu sebesar 88 persen, namun secara industri keseluruhan sudah mencapai 94 persen. Bahkan ada beberapa bank BUKU 1 dan 2 yang sudah mendekati 100 persen. “Ada satu-dua BUKU I dan 2, ada juga buku 3 beberapa udah mepet, sekarang kita lihat industri aja sudah 94 persen itu sudah banyak ketolong dengan bank BUKU 4 yang masih 88 persen itu berarti banyak buku lain yg di atas 90 persen tp memang kondisi kita masih relatif aman,” ujar dia
Sumber: Kompas.com