CNN Indonesia — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengkaji ulang (review) produk saving plan yang dimiliki oleh industri asuransi.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono menyebut berkaca dari kasus Wanaartha Life, maka perlu pemeriksaan terhadap produk-produk saving plan atau sejenisnya di perusahaan asuransi.
“Jadi kami akan me-review produk saving plan, seluruh produk asuransi. Karena ini menjanjikan return (hasil) yang sangat tinggi dan ini bisa berdampak macam-macam,” katanya dalam acara FGD OJK di Bogor, Jumat (2/12).
Sementara itu, untuk produk unitlink, Ogi mengatakan hal tersebut sudah diatur dalam Surat Edaran (SE) OJK Nomor 5/SEOJK.05/2022 tentang penyelenggaraan Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) oleh perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi syariah, termasuk unit usaha syariah mulai berlaku sejak 14 Maret 2022.
“Tapi kalau yang unitlink itu sudah SEOJK sudah tegas, deadline (tenggat waktu) Maret 2023. Itu produknya diulang kembali, proses underrating, calon pemegang polis bener, harus terecord (tercatat),” jelasnya.
Adapun data OJK mencatat akumulasi pendapatan premi/kontribusi periode Januari-Oktober 2022 adalah sebesar Rp255,2 triliun atau naik 1,81 persen yoy.
Sedangkan akumulasi klaim di periode yang sama adalah sebesar Rp185,47 triliun atau naik 3,33 persen yoy. Untuk rasio klaim Oktober, OJK menyatakan sudah mencapai 72,68 persen.