CNN Indonesia — Kredit perbankan untuk pembiayaan infrastruktur diharapkan mampu menjadi jawaban atas kondisi infrastruktur yang kurang merata di Indonesia. Ketidakmerataan tersebut berimbas pada denyut perekonomian yang dinilai masih terpusat di Pulau Jawa.
“Salah satu masalah mengapa perekonomian cenderung terpusat di Pulau Jawa adalah karena ketidakmerataan infrastruktur antar daerah. Daerah yang infrastrukturnya baik, hampir bisa dipastikan perekonomiannya lebih baik dari daerah yang infrastrukturnya minim,” ujar Kepala Ekonom BRI, Anton Hendranata kepada di Jakarta, Senin (23/8).
Oleh karena itu kredit infrastruktur bisa mengurangi kesenjangan infrastruktur yang terjadi antar daerah. Dalam jangka panjang, menurut dia, hal ini bisa mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi dan peranannya dalam perekonomian nasional bagi daerah yang tertinggal infrastrukturnya
Senada dengan Anton, Pengamat Perbankan Doddy Ariefianto menegaskan bahwa kredit infrastruktur adalah katalisator bagi tumbuh kembang daerah-daerah. Dia menambahkan, perbankan BUMN mayoritas yang mengucurkan kredit infrastruktur tersebut.
“Mayoritas di-handle (perbankan) BUMN, banyak jalan tol, itu terbesar yang saya lihat. Bank BUMN untuk BUMN karya seperti itu membangun jalan tol,” katanya.
Tak heran di tengah kondisi saat ini, pemerintah masih terus menggenjot pembangunan infrastruktur. Sebagaimana yang dikatakan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo bahwa penyelesaian pembangunan proyek yang sedang berjalan diharapkan tepat waktu, sehingga bisa menjadi katalis peningkatan ekonomi menjadi lebih baik.
Tahun ini, ada beberapa infrastruktur yang akan diresmikan di mana pembangunannya sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Antara lain infrastruktur berupa lima bendungan yang berlokasi di Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan.
Selanjutnya infrastruktur berupa jalan hingga Tempat Penampungan Akhir (TPA) di beberapa wilayah di Indonesia. Infrastruktur lainnya adalah jembatan, pelabuhan, sekolah, fasilitas umum, rumah sakit hingga sarana telekomunikasi.
Pembangunan infrastruktur tersebut diharapkan mampu mendorong kegiatan ekonomi di masyarakat. Selain memang berfungsi untuk pemerataan pembangunan, infrastruktur yang dibangun juga mendorong masyarakat untuk tetap berdiam di wilayahnya masing-masing.
Anggaran Infrastruktur 2022
Pembangunan infrastruktur tersebut terus berlanjut hingga tahun depan meski saat ini kondisinya masih serba tidak pasti akibat pandemi.
Sebagaimana tertuang dalam RAPBN 2022, pemerintahan Presiden Jokowi menetapkan anggaran infrastruktur sebesar Rp384,779 triliun. Angka tersebut memang lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 2021 yang sebesar Rp417,8 triliun.
Meski lebih kecil, alokasi anggaran infrastruktur dipetakan semaksimal mungkin. Di antaranya adalah alokasi anggaran infrastruktur yang terdiri atas belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp170,349 triliun yang meliputi belanja K/L Rp164,250 triliun dan belanja non K/L Rp 6,098 triliun.
Kemudian, Transfer ke daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp119,193 triliun dan pembiayaan anggaran sebesar Rp95,235 triliun.
Adapun target output pembangunan strategis 2022 untuk bidang pelayanan dasar dalam bentuk pembangunan rumah susun 3.501 unit dan rumah khusus 2.250 unit, akses sanitasi dan persampahan bagi 114.124 KK, bendungan 37 unit (33 unit lanjutan dan 4 unit baru), serta pembangunan jaringan irigasi seluas 5.000 ha dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 100.000 ha.
Kemudian bidang konektivitas akan dibangun jalan sepanjang 205 km, pembangunan jembatan sepanjang 8.244 m, pembangunan jalur kereta api sepanjang 6.624 kilometer spoor (km’sp), dan pembangunan bandara baru pada 6 lokasi.
Untuk bidang energi dan ketenagalistrikan akan dibangun jaringan gas bumi untuk rumah tangga sebanyak 10.000 Sambungan Rumah Tangga (SR) dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop dengan total kapasitas 2,52 MegaWatt-peak (MWp).
Untuk bidang teknologi informasi akan dibangun 2.344 Base Transceiver Station (BTS) baru dan penyediaan akses internet sebanyak 9.463 titik khususnya di daerah 3T, penyediaan kapasitas satelit sebesar 25 Gbps, dan Utilisasi Palapa Ring dengan target rata-rata 41,6 persen (Barat 45 persen, Tengah 40 persen, Timur 40 persen).
Melalui sejumlah rencana pembangunan infrastruktur tersebut, perbankan menjadi salah satu pihak yang berkontribusi melalui kucuran kredit infrastruktur. Salah satunya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), perbankan pelat merah yang memang mengucurkan pembiayaan untuk sektor ini.
Baca artikel CNN Indonesia “Pengamat Sebut Kredit Infrastruktur Atasi Kesenjangan Daerah” selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210830145800-83-687354/pengamat-sebut-kredit-infrastruktur-atasi-kesenjangan-daerah.
Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/