Jakarta, CNN Indonesia — Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mulai memberikan skor pinjaman (credit scoring) kepada nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tujuannya untuk mengetahui kualitas dan data pinjaman dari para pengusaha wong cilik.
“Ini alternatif untuk potret data UMKM secara menyeluruh,” ungkap Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi di Indonesia Fintech Summit 2021, Minggu (12/12).
Skor pinjaman sendiri bisa dilihat melalui penilaian terhadap ketepatan waktu dari UMKM dalam mengembalikan pinjaman kepada fintech, apakah tepat waktu atau terlambat. Selanjutnya, skor pinjaman ini bisa dijadikan pertimbangan untuk pemberian pinjaman selanjutnya.
Fintech ingin bisa beri dampak lebih banyak lagi ke UMKM, makanya kita perlu beri scoring,” ujarnya.
Di sisi lain, Adrian mengatakan skor pinjaman ini perlu dilakukan karena perkembangan industri fintech sudah semakin meningkat. Saat ini, menurutnya, fintech di Indonesia tak sekadar alternatif pinjaman bagi masyarakat dan UMKM.
Lebih dari itu, fintech telah menjadi sumber pinjaman arus utama (mainstream). Kondisi ini mulai menjadikan fintech serupa dengan bank dan lembaga keuangan lainnya.
“Industri fintech bahkan masuk ke dunia mainstream, mungkin tahun ini sudah jadi mainstream. Pada 2022, fintech bisa jadi showcase dari Indonesia,” katanya.
Tak cuma melakukan kegiatan pemberian skor pinjaman, Adrian mengklaim para perusahaan fintech nasional turut meningkatkan layanan kepada masyarakat. Khususnya, melalui penerapan kode etik yang telah disepakati.
“Bahkan kami kenakan sanksi yang melanggar kode etik,” imbuhnya.
Selain itu, para perusahaan fintech di dalam negeri juga meringankan beban pinjaman kepada masyarakat dan UMKM dengan memangkas suku bunga pinjamannya mencapai 50 persen, yaitu dari maksimal 0,8 persen per hari menjadi 0,4 persen per hari.
“Harapannya, masyarakat bisa rasakan perbedaan dari yang legal dan ilegal,” tuturnya.
Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Retno Ponco Windarti mengatakan bank sentral nasional mendukung kebijakan skor pinjaman dari perusahaan fintech kepada UMKM.
“Ini agar UMKM bisa mengakses pembiayaan digital, karena dia jadi tercatat dan terlihat profil kreditnya. Jadi bisa sudah dalam scoring untuk pembiayaan,” ucap Retno pada kesempatan yang sama.
Retno berharap skor pinjaman ini bisa membuat UMKM lebih mudah mengakses pinjaman dari fintech. Sebab, kemudahan akses pinjaman menjadi modal agar UMKM bisa naik kelas ke depan.
Retno berharap skor pinjaman ini bisa membuat UMKM lebih mudah mengakses pinjaman dari fintech. Sebab, kemudahan akses pinjaman menjadi modal agar UMKM bisa naik kelas ke depan.
sumber https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211212183748-78-733085/pengusaha-pinjol-beri-skor-pinjaman-ke-umkm.