Batam, Indonesia– Bank Indonesia (BI) mengisyaratkan perbankan tetap menyalurkan kredit ke pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), meskipun ada relaksasi penyaluran kredit melalui pembelian surat-surat berharga (SSB), seperti obligasi korporasi. Relaksasi itu mengacu pada aturan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) yang rilis awal April ini dan akan mulai diimplementasikan pada Juli 2018 nanti. Seperti diketahui, risiko pembelian obligasi jauh lebih rendah dibandingkan bila perbankan menyalurkan kredit kepada UMKM.
Namun, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo bilang bunga yang diraih dari penyaluran kredit kepada UMKM masih tetap lebih tinggi apabila dibandingkan dengan imbal hasil (return) obligasi korporasi, Ditimbang return-nya (hasilnya), return kredit lebih besar daripada perbankan membeli surat utang. Risiko tentunya terkelola, kalau risiko terjaga, maka nonperforming loan (NPL) bank relatif bisa terjaga di level yang baik,” ujarnya di Batam, Kamis (12/4).
Bunga dari penyaluran kredit merupakan penghasilan utama dari perbankan. Makanya, Dody tak melihat jika perbankan akan sepenuhnya beralih pada pembelian obligasi sebagai ganti penyaluran kredit.
“Itu rohnya perbankan. Saya tidak melihat pada suatu saat nanti bank beralih lebih baik membeli obligasi,” terang Dody.
Terlebih, BI juga hanya memperbolehkan perbankan membeli obligasi yang memiliki peringkat dari salah satu lembaga pemeringkat surat utang agar kualitasnya terjamin.
Secara keseluruhan, BI menargetkan pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini mencapai 10 persen-12 persen. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan kredit tahun lalu yang hanya 8,1 persen.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit per Februari 2018 sebesar 8,22 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 8,4 persen. Bila dirinci, pertumbuhan kredit bank BUKU I sebesar 0,43 persen secara bulanan, bank BUKU II turun 5,57 persen secara bulanan, bank BUKU III tumbuh 3,77 persen secara bulanan, dan bank BUKU IV tumbuh 0,16 persen.
sumber: CNN Indonesia