JAKARTA, KOMPAS.com – Arus dana asing yang masuk ke Tanah Air akan menopang penguatan rupiah pada Senin (21/1/2019). Jumat (18/1/2019) lalu, rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,1 persen ke level Rp 14.178 per dollar AS. Sedangkan dalam sepekan, rupiah melemah 0,9 persen. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menjelaskan, penguatan tipis rupiah Jumat lalu lebih disebabkan faktor teknikal. Tetapi, capital inflow atau aliran modal asing ke pasar domestik masih kuat sejak awal tahun 2019. Bank Indonesia (BI) mencatat, dana asing yang masuk sampai 17 Januari, mencapai Rp 14,75 triliun. Keadaan politik dan ekonomi di AS dan Inggris masih bergejolak. Dari dalam negeri, BI dianggap sigap mengantisipasi pelambatan ekonomi global dengan menahan bunga di 6 persen. Dua faktor itu menjadi pendorong investor mengoleksi rupiah. Selain itu, impor minyak relatif kencang seiring berjalannya proyek infrastruktur pemerintah. Baca juga: Rupiah Pekan Depan: Faktor Brexit Jadi Penentu “Karena adanya real demand, dana asing masuk dan membantu menguatkan rupiah,” kata David seperti dilansir Kontan.co.id. Tetapi Analis Senior Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengingatkan, neraca perdagangan yang defisit mencapai 8,57 miliar dollar AS akan menjadi tantangan ekonomi Indonesia. Dari segi eksternal, penting untuk memperhatikan pernyataan dari Bank Sentral Amerika dan Eropa pada minggu depan karena pasti akan mempengaruhi market. David dan Reny memproyeksi penguatan rupiah pada hari ini. Proyeksi Reny, rupiah bergerak di area 14.100–14.198. Sedangkan prediksi David, rupiah di kisaran 14.150–14.220. (Amalia Fitri
Sumber : Fajaronline.com
Catatan: PT. Jamkrida Sulsel melayani Penerbitan Sertifikat Penjaminan kredit, Surety Bond ( Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan, Jaminan uang muka, Jaminan Pemeliharaan) dan Kontra Bank Garansi di Sulawesi Selatan.