Jakarta, CNN Indonesia — Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Senin (21/6). Mulai dari wabah ebola di Guinea yang dinyatakan berakhir setelah empat bulan penanggulangan hingga resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ditolak junta militer Myanmar.
Inilah kilas internasional pada Senin lalu:
Menteri Kesehatan Guinea, Remy Lamah, mengumumkan gelombang II wabah ebola yang menerjang negaranya sejak Februari 2021 kini sudah berakhir.
“Saya dengan sungguh-sungguh menyatakan berakhirnya wabah Ebola di Guinea,” kata Lamah saat konferensi pers di ibu kota Conakry, Sabtu (19/6) mengutip Reuters, Senin (21/6).
Terpisah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga membenarkan bahwa wabah yang telah menewaskan 12 orang sejak Februari lalu itu telah berakhir.
Untuk diketahui, gelombang II wabah ebola ini mulai menyerang Guinea sekitar awal 2021 lalu. Sebelumnya, Guinea resmi mendeklarasikan penemuan wabah ebola baru pada 15 Februari 2021.
Demi mencegah gelombang kedua ebola di Guinea itu menyebar parah, WHO kemudian mengirim sekitar 24 ribu dosis vaksin. Sebanyak 11 ribu di antaranya telah disuntikkan kepada penduduk wilayah terdampak wabah ini, termasuk kepada 2.800 petugas kesehatan.
Gelombang pertama wabah ebola terjadi di beberapa negara Afrika Barat pada 2013-2016 yang menewaskan hingga 11.300 nyawa. Sebagian besar pasien meninggal itu terdapat di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.
2. Junta Militer Myanmar Tolak Resolusi PBB
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyerukan kepada negara anggota untuk mencegah aliran senjata ke Myanmar pada Jumat (18/6). Seruan itu bagian dari resolusi tidak mengikat yang mengutuk kudeta militer di Myanmar.
Resolusi itu disetujui oleh 119 negara, dengan 36 abstain — termasuk China, sekutu utama Myanmar. Hanya satu negara, Belarusia, yang menentangnya. Di lingkup ASEAN yang abstain atas resolusi itu adalah Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, dan Laos.
Junta militer Myanmar menolak resolusi Majelis Umum PBB yang menyerukan embargo senjata ke negara itu. Seperti dikutip dari The Associated Press, mereka juga telah mengirimkan surat keberatan kepada Sekjen dan presiden Majelis Umum PBB.
3. Pakar WHO Nilai Pandemi Global Covid Akan Didominasi Varian Delta
Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan mengatakan varian Delta dari virus corona akan menjadi jenis yang dominan secara global.
“Varian Delta sedang dalam proses menjadi varian dominan secara global karena peningkatan transmisibilitasnya (penularan),” ujar Swaminathan dalam konferensi pers, Jumat (18/6) mengutip Reuters, Senin (21/6).
Sejumlah negara di Eropa tengah mengalami lonjakan kasus, salah satu penyebabnya karena varian yang pertama kali teridentifikasi di India itu.