JAKARTA – Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dengan Republik Rakyat China meningkat setelah Departemen Kehakiman AS menuding Huawei Technologies Co Ltd China telah melakukan penipuan dagang. Hal ini membuat investor memburu mata uang safe haven seperti yen Jepang dan USD, serta membuang mata uang dengan aset berisiko seperti euro.
Hal ini membuat kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) melemah di pasar spot pada Selasa (29/1/2019). Indeks Bloomberg mencatat nilai tukar rupiah tumbang 21 poin atau 0,15% ke level Rp14.093 per USD, setelah kemarin ditutup di level Rp14.071 per USD.
Senada, data Yahoo Finance mencatat mata uang NKRI terdepresiasi 25 poin atau 0,18% menjadi Ro14.085 per USD, usai Senin lalu ditutup di level Rp14.060 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mematok rupiah pada Selasa ini di Rp14.098 per USD, bearish 60 poin dari posisi Rp14.038 per USD pada Senin kemarin.
Melansir dari Reuters, dengan kondisi terbaru dari hubungan AS-China ditengah pembicaraan kesepakatan dagang, telah meningkatkan status mata uang safe haven. Yen Jepang menjadi bintang ditengah ketidakpastian pasar, dengan naik menjadi 109,27 yen per USD. Yen juga perkasa 0,4% terhadap dolar Australia menjadi 78,04.
Adapun indeks USD yang mengukur kinerjanya melawan enam mata uang utama, mendatar di 95,72. Dan para pelaku pasar memfokuskan diri pada pertemuan kebijakan The Fed pada 29-30 Januari besok.
Di tempat lain, euro melemah ke level USD1,1427, karena melemahnya ekonomi di Jerman dan Prancis, serta sikap dovish dari Bank Sentral Eropa. Poundsterling turun menjadi USD1,3157, level terendah 3 bulan. Hal ini disebabkan anggota parlemen Inggris yang menolak besar-besaran atas rencana Brexit usulan Perdana Menteri Theresa May.Sumber : Upeks.co.id
Catatan: PT. Jamkrida Sulsel melayani Penerbitan Sertifikat Penjaminan kredit, Surety Bond ( Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan, Jaminan uang muka, Jaminan Pemeliharaan) dan Kontra Bank Garansi di Sulawesi Selatan.